Pengecoran adalah proses peleburan suatu zat padat menjadi zat cair
Proses ini muungkin sering kita temukan disekitar kita contohnya pada pengerjaan pembuatan sebuah rumah dimana pasir semen dan batu dicampur yang kemudian ditambahkan air supaya menjadi cair
untuk proses pengecoran pada logam tidaklah ditambahkan dengan air akan tetapi dengan pemberian suhu yang panas sehingga logam mencapai titik leburnya. dimana logam yang kita lebur memiliki sifat sifat yang kita inginkan
Manfaat Dari Pemurnian Besi
pemurnian untuk
mendapatkan konsentrasi biji yang lebih
tinggi (25 -
40%). Proses pemurnian
ini dilakukan dengan metode :
crushing, screening, dan washing (pencucian). Untuk meningkatkan
kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%)
.pellet biji besi
dipanaskan melalui
proses sinter/pemanasan hingga temperatur 1300 oC agar pellet tersebut menjadi keras dan kuat
sehingga tidak mudah rontok.
4 macam biji besi
a.
hematite (Fe2O3)
b.
magnetite (Fe3O4)
c.
limonite (Fe2O3)
d.
siderite (Fe2CO3).
Pengertian Dari Reduksi Dalam Pemurnian Besi
Tujuan
proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses
reduksi ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida
(CO).
proses reduksi langsung
Gas reduktor yang dipakai biasanya
berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam
suatu reaktor yaitu melalui
reaksi kimia
CH4 +
H2O CO + 3H2 (gas hidrokarbon)
(gas
reduktor) (uap air) (panas)
-
Dengan menggunakan gas CO atau
hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi terhadap pellet biji besi
dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :
Fe2O3 + 3H2 2Fe + 3H2O
(pellet) (gas hidrogen) (Besi- (uap air)
Proses
Peleburan Besi Tuang
Peleburan besi tuang dilakukan
dalam tungku yang disebut : Kupola.
Bentuk
dan konstruksi Kupola tersebut hampir sama dengan konstruksi tanur tinggi
(blast furnace) Bahan baku yang dilebur
= ingot besi kasar yang dihasilkan dari proses tanur tinggi, ditambah dengan
skrap baja ataupun skrap besi tuang (return scrap).
penambahan bahan-bahan
seperti ferosilikon (FeSi) dan
feromangan (FeMn) dilakukan untuk
menaikkan kembali kadar Si dan Mn dalam besi tuang karena sebagian dari kedua
unsur tersebut biasanya berkurang (hilang) akibat oksidasi pada saat peleburan.
Bahan bakar kokas
dimasukan ke dalam Kupola selang seling
dengan muatan logam. Proses
pembakaran terjadi dengan meniupkan udara ke dalam Kupola dengan
menggunakan Blower. Untuk mendapatkan
proses peleburan yang baik maka perbandingan antara muatan
logam, bahan bakar dan kebutuhan udara harus dijaga sebaik mungkin.
ke dalam
Kupola juga ditambahkan
sejumlah batu kapur. Bahan ini dapat membantu pembentukan
terak (slag) yang dapat mengikat kotoran-kotoran sehingga memisahkannya dari
besi cair.
Proses
peleburan besi tuang dengan Kupola biasanya terjadi secara kontinyu artinya
begitu muatan logam mencair maka langsung mengalir keluar
tungku. Logam cair
yang keluar dari
Kupola ditampung pada alat perapian depan (forehearth) yang kemudian
diangkut dengan menggunakan ladel untuk dituang ke dalam cetakan. Dengan proses peleburan seperti itu maka
sering kali mempersulit untuk melakukan pengaturan komposisi kimia. sehingga
memberikan variasi pula terhadap
kualitas produk yang dibuat.
kekurangan l proses
peleburan dengan Kupola yaitu logam cair mudah mengalami kontaminasi
oleh sulfur atau unsur-unsur lainnya yang disebabkan oleh bahan bakar kokas.
Pengotoran karena sulfur ini dapat menurunkan sifat-sifat besi tuang.
Karena kekurangan-kekurangan di
atas, banyak pabrik
pengecoran menggunakan tungku
listrik
untuk menggantikan Kupola.
Dalam
pemakaian di industri, ada tiga jenis besi tuang yang banyak digunakan, yaitu : besi tuang kelabu (grey cast iron), besi tuang ulet atau besi tuang nodular
(nodular cast iron) dan besi tuang putih
(white cast
iron). Ketiga
jenis besi
tuang ini mempunyai komposisi kimia
yang hampir sama yaitu : 2,55 - 3,5 %C, 1-3 %Si, Mn kurang dari 1% sedangkan S dan
P dibatasi antara 0,05-0,10 % (maksimum).
Walaupun
komposisi kimianya hampir sama, tetapi karena prosesnya berbeda maka struktur
dan sifat-sifat dari ketiga besi tuang tersebut berbeda.
Proses Peleburan
Baja
Proses peleburan dapat dilakukan
pada tungku BOF (Basic Oxygen Furnace) atau pada tungku busur listrik (Electric
Arc Furnace atau disingkat EAF). Tanpa memperhatikan tungku atau proses yang
diterapkan, proses peleburan baja pada umumnya mempunyai tiga tujuan utama,
yaitu :
- mengurangi sebanyak mungkin
bahan-bahan impuritas.
- mengatur kadar karbon agar sesuai
dengan tingkat grade/spesifikasi baja yang diinginkan. menambah elemen-elemen
pemadu yang diinginkan.
Proses Peleburan Baja BOF
Proses ini termasuk proses yang
paling baru dalm industri pembuatan baja.
konstruksi BOF relatif sederhana,
bagian luarnya dibuat
dari pelat baja sedangkan dinding bagian dalamnya
dibuat dari bata tahan api (firebrick). Kapasitas
BOF ini biasanya bervariasi antara 35 ton sampai dengan 200 ton.
Bahan-bahan
utama yang digunakan dalam proses peleburan dengan BOF adalah : besi kasar cair
(65-85%), skrap baja (15-35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian 99,5%).
Keunggulan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya adalah dari
segi waktu peleburannya yang relatif singkat
yaitu hanya berkisar
sekitar 60 menit untuk setiap proses peleburan
Proses Peleburan Baja EAF
Proses peleburan
dalam EAF ini menggunakan energi listrik
Konstruksi tungku ini ditunjukkan
dalam gambar 8. Panas dihasilkan dari busur listrik yang terjadi pada ujung
bawah dari elektroda. Energi panas yang terjadi sangat tergantung pada jarak
antara elektroda dengan muatan logam di dalam tungku. Bahan elektroda biasanya
dibuat dari karbon
atau grafit. Kapasitas
tungku EAF ini dapat berkisar antara 2 - 200 ton dengan
waktu peleburannya berkisar antara 3 - 6 jam.
Bahan
baku yang dilebur biasanya berupa besi spons (sponge iron) yang dicampur dengan
skrap baja. Penggunaan besi spons dimaksudkan
untuk menghasilkan kualitas
baja yang lebih
baik. Tetapi dalam banyak hal (terutama untuk pertimbangan biaya) bahan
baku yang dilebur seluruhnya berupa skrap baja, karena skrap baja lebih murah
dibandingkan dengan besi spons.
1.
Pengertian Pengecoran (Casting)
Pengecoran (Casting) adalah suatu proses
penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan kedalam
cetakan, kemudian dibiarkan membeku didalam cetakan tersebut dan kemudian
dikeluarkan atau dipecah – pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran
digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi yang panas sesuai dengan bentuk
cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat erupa material logam cair atau
plasting yang bisa meleleh (termoplastik) juga material yang terlarut air beton
atau gips dan materi lain yang dapat mencair atau pasta
Dari Video diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tahapan pengecoran adalah sebagai berikut :
v
Pembuatan model
v
Pembuatan
cetakan
v
Pembuatan inti
v
Pengecoran
v
Pembongkaran
v
Pembersihan
1. Pembentukan roll dingin
Operasi
pengerollan yang dilakukan pada temperature kamar atau dibawah temperature
rekristalisasi. Cold rolling umumnya dilakukan setelah proses rolling panas.
Rolling dingin menyebabkan terjadinya mekanisme penguatan pada benda kerja yang
diikuti dengan turunnya keuletan . Benda kerja menjadi lebih kuat, lebih keras
dan lebih rapuh. Pada proses pengerollan dingin tegangan alir benda kerja
semakin meningkat
2.
Pembentukan roll panas
Guna membentuk logam
menjadi bentuk yang lebih bermanfaat, biasanya dibutuhkan proses pengerjaan
mekanik dimana logam tersebut akan mengalami deformasi plastik dan perubahan
bentuk. Salah satu pengerjaannya adalah pengerjaan panas. Pada pengerjaan ini
hanya memerlukan daya deformasi yang rendah dan perubahan sifat mekanik yang
terjadi juga kecil. Pengerjaan panas logam dilakukan diatas suhu rekristalisasi
atau diatas daerah pengerasan kerja. Pada waktu pengerjaan panas berlangsung,
logam berada dalam keadaan plastik dan mudah dibentuk oleh tekanan.Melalui pengerollan
batang baja yang membara diubah bentuknya menjadi produk berguna. Salah satu akibat
dari proses pengerolan adalah Proses ini juga mempunyai keuntungan – keuntungan
antara lain :
a. Porositas dalam
logam dapat dikurangi.
b. Ketidakmurnian dalam
bentuk inklusi terpecah – pecah dan tersebar
dalam logam.
c. Butir yang kasar dan
berbentuk kolom diperhalus.
d. Sifat – sifat fisik
meningkat.
Proses dengan mesin Bubut
Proses
bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan
pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
Proses bubut tirus sebenarnya identik dengan proses
bubut rata diatas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu
benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara
memvariasi kedalam potong sehinngga menghasilkan bentuk yang diinginkan
Proses bubut rata (1),
proses bubut permukaan (2), proses bubut tirus (3)
Bagian – bagian mesin bubut
Bagian dari mesin bubut
yang letaknya disebelah kiri mesin dan bagian inilah yang memutar benda kerja
yang didalamnya terdapat transmisi roda gigi.
Bagian dari mesin bubut
yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut yang berfungsi tempat alat
potong untuk memotong benda kerja yang panjang.
Berfungsi sebagai
tempat kedudukan kepala lepas, tempat kedudukan eretan, dan tempat kedudukan
penyangga diam.
Alat yang digunakan
untuk melakukan proses pemakanan pada benda kerja dengan cara menggerakkan
kekiri dan kekanan sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja
sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan kedudukan pahat.
Proses pemesinan frais
(milling) adalah proses penyayatan
benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar.
Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak mengitari pisau ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa
berbentuk datar, menyudut atau melengkung. Permukaan benda kerja juga bisa juga
berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk seperti pada gambar dibawah ini :
(a)
Mesin frais vertikal tipe column and knee, (b) Mesin frais horizontal tipe
column and knee.
Klasifikasi
proses frais
Proses frais dapat
diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan jenis pisau,
arah penyayatan dan posisi relatif pisau terhadap benda kerja.
Proses frais ini
disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pisau
yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari pisau
biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.Frais Jari End Milling;Pisau pada proses jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan ujung badan pisau
Tiga klasifikasi proses frais.
(a)Frais periperal,
(b)frais muka,
(c) Frais jari.
Metode mesin frais
Metode proses frais ditentukan berdasarkan arah
relatif gerak makan meja mesin frais terhadap putaran pisau.Metode proses frais
ada dua yaitu :
Frais naik biasanya disebut frais konvensional. Gerak
dari putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais.
1.Siswa mempelajari tentang pengertian Hydrolik dan Pneumatik
2. Siswa mempelajari Pengertian kompresible dan incompresible
3. siswa dapat menjelaskan menggambarkan contoh sederhana dan perhitungan Hidrolik